Example floating
Example floating
Berita

DERAJAT ORANG BERILMU

72
×

DERAJAT ORANG BERILMU

Sebarkan artikel ini

Oleh : Ustadz Fahrurozi Nasution.SE

Pimpinan Pondok Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan

Allah ﷻ berfirman :

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَا فْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ ۚ وَاِ ذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَا نْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah 58:11)

Sesungguhnya ilmu adalah pengetahuan yang sudah dikelompokkan, disistematisasi, dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan suatu kebenaran objektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.

Sedangkan, dalam Kamus Webster disebutkan bahwa ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian, dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal-usulnya.

Baca Juga :  Kisah Perjuangan Rukiah, Guru Honorer Mengabdi 17 Tahun Akhirnya Lulus PPPK

Saat kita dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan polos, telanjang, buta ilmu pengetahuan, walaupun kita dibekali dengan kekuatan dan pancaindera yang dapat menyiapkannya untuk mengetahui dan belajar.

Allah ﷻ berfirman :

وَا للّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصٰرَ وَا لْاَ فْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”(QS. An-Nahl 16: 78)

Allah SWT mengkaruniakan pendengaran, penglihatan dan akal. Semua karunia ini sebagai alat-alat yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk digunakannya memperoleh pengetahuan. Menuntut ilmu dalam Islam, adalah suatu kewajiban, apakah itu menuntut ilmu agama atau ilmu pengetahuan lainnya. Sering kita tanpa menyadari betapa pentingnya kedudukan ilmu dalam kehidupan ini. Kebanyakan dari manusia, lebih memilih harta benda dibandingkan ilmu yang sebenarnya.

Harta benda itu sendiri dapat habis dengan sekejap jika ia tak memiliki ilmu untuk tetap memeliharanya sebagai titipan Allah SWT, bahkan dapat menjadi malapetaka bagi pemiliknya.

Baca Juga :  SALIVA MANUSIA (AIR LIUR MANUSIA)

Allah ﷻ berfirman :

قُلِ انْظُرُوْا مَا ذَا فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ وَمَا تُغْنِى الْاٰ يٰتُ وَا لنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُوْنَ

Artinya : “Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di Bumi!” Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman.” (QS. Yunus 10: 101)

Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam, hal ini terlihat dari banyaknya ayat Al-Qur’an yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulia disamping hadist-hadist nabi yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.

Dr. Mahadi Ghulsyani menyebutkan, “Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains). Al-Qur’an dan As-Sunnah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi, sebagai mana dalam QS Al Mujadalah 58: 11.

Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut ilmu, dan ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan Allah, sehingga akan tumbuh rasa takut kepada Allah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya.

Baca Juga :  DPRD Kota Bekasi Umumkan Penetapan Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih

Firman Allah ﷻ :

: إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Artinya : Sesungguhnya yang takut kepada Allâh di antara para hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu (QS Fâthir 35:28)

Disamping ayat-ayat Al-Qur’an yang memposisikan ilmu dan orang berilmu sangat istimewa, Islam juga mendorong umat Islam untuk berdo’a agar ditambahi ilmu. Dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah ilmu menjadi sangat penting.

Firman Allah ﷻ :

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan kamu dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui”. (QS Al-Alaq 96 1-5)

Sesungguhnya dalam ayat ini Allah menegaskan tentang limpahan karunia-Nya yang tidak terhingga kepada manusia, Allah ﷻ yang menjadikan Nabi-Nya pandai membaca.

*SEMOGA BERMANFAAT*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *