Oleh Ustadz Fah
Khurrozi.Nst.SE
Pimpinan Pondok Pesantren Ta’dib Alsyakirin Medan
MEDAN-lensaBidik.Com
Allah ﷻ berfirman :
( وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ . فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ . يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ ) آل عمران/ 169-171
Artinya “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imron 3 : 169-171).
Sesungguhnya mendapatkan kematian dengan jalan syahid merupakan wujud dari cita-cita mulia seorang Muslim, karena sesungguhnya, orang yang mati syahid telah dijamin Allah surga dan mereka bukanlah orang yang mati dengan sia-sia.
Syahid (kata tunggal Bahasa Arab: شَهيد, sedangkan kata jamaknya adalah Syuhada, Bahasa Arab: شُهَداء) merupakan salah satu terminologi dalam Islam yang artinya adalah seorang Muslim yang meninggal ketika berperang atau berjuang di jalan Allah.
Orang yang mati syahid di jalan Allah itu hidup di sisi Tuhan mereka, sedangkan mereka dalam keadaan gembira karena kenikmatan dan kebahagiaan yang mereka peroleh.
Allah ﷻ berfirman :
وَلَا تَقُولُوا لِمَن يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَـٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ ﴿١٥٤﴾
Artinya : “Dan janganlah kalian mengatakan untuk orang yang terbunuh di jalan Allah (mati di medan perang/mati syahid) bahwa mereka itu mati, mereka itu hidup, akan tetapi kalian tidak mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah 2:154)
Dalam ayat ini Allah ﷻ melarang untuk mengatakan bahwa orang yang meninggal di jalan Allah, orang yang terbunuh di medan perang karena mempertahankan agama Allah itu sebagai orang yang mati.
Akan tetapi Allah ﷻ mengatakan bahwa mereka hidup, kehidupan mereka hanya Allah yang Maha Mengetahui.
Ayat diatas memberikan peringatan kepada kita agar ikhlas dalam memperjuangkan agama, ikhlas karena Allah. Jauhkan diri dari tujuan untuk meninggikan kalimat fulan, menginginkan kalimat diri sendiri atau meninggikan organisasi.
Orang yang gugur saat berperang dijalan Allah, termasuk sebagai mati syahid di dunia dan akhirat. Dengan demikian berarti orang-orang yang gugur di medan perang memiliki kemuliaan yang tinggi, sehingga dapat dikubur tanpa harus dimandikan dan disholatkan.
Dari Jabir bin Abdillah ra, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda terkait jenazah korban perang Uhud:
لَا تُغَسِّلُوهُمْ، فَإِنَّ كُلَّ جُرْحٍ – أَوْ كُلَّ دَمٍ – يَفُوحُ مِسْكًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya :“Jangan kalian mandikan mereka, karena setiap luka atau darah, akan mengeluarkan bau harum minyak misk pada hari kiamat.” (HR. Ahmad 14189)
Sesungguhnya orang yang mati di medan perang dalam perang yang syar’i, sesuai dengan syariat, yang memang itu jelas dinyatakan oleh para ulama bahwa itu memang jihad.
Namun sesungguhnya bukanlah mudah mengatakan mati syahid padahal ternyata ia bukan berjihad dijalan Allah. Untuk memastikan si fulan mati syahid bukanlah sesuatu yang mudah.
Dalam riwayat Muslim, ada seorang laki-laki yang berperang begitu gagah beraninya di medan perang. Sampai ia berhasil banyak membunuh musuh. Maka para Sahabat kagum sama orang ini dengan keberaniannya, kegagahannya, tapi apa kata Rasulullah? “Dia penduduk api neraka.”
Ada seorang laki-laki yang tiba-tiba terkena panah dan ia pun mati lalu kemudian ada seorang Sahabat berkata,
هَنِيئًا لَهُ الشَّهَادَةُ
“Selamat, dia mati syahid.” Apa kata Rasulullah?
كَلَّا وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ الشَّمْلَةَ لَتَلْتَهِبُ عَلَيْهِ نَارًا أَخَذَهَا مِنْ الْغَنَائِمِ يَوْمَ خَيْبَرَ لَمْ تُصِبْهَا الْمَقَاسِمُ
Artinya : “Tidak, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh ia akan dilahab oleh api neraka karena selimut dari ghanimah perang Khaibar yang diambilnya sebelum dibagikan”. (HR. Muslim)
Karena itu bersungguh-sungguhlah dalam menegakkan agama, ikhlas semata karena Allah ﷻ, kelak Allah memberikan balasan pahala yang besar.
Allah ﷻ berfirman :
۞ فَلْيُقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يَشْرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا بِالْاٰخِرَةِ ۗ وَمَنْ يُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيُقْتَلْ اَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا
Artinya: Karena itu, hendaklah orang-orang yang menjual kehidupan dunia untuk (kehidupan) akhirat berperang di jalan Allah. Dan barangsiapa berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka akan Kami berikan pahala yang besar kepadanya. (QS. An-Nisa 4 : 74).
Kematian syahid bukanlah perkara mudah untuk mendapatkannya, ia hanya didapat oleh mereka yang berperang dengan sesungguhnya dalam membela agama.